Angin Duduk (Angina Pectoris)

Pernahkah anda mendengar tetangga meninggal karena angin duduk? Angin duduk yang ditemui masyarakat ini, secara medis dinamakan angina pectoris.

Angina Pectoris adalah perasaan tidak nyaman pada dada yang terjadi karena kurangnya oksigen pada otot jantung.  Kurangnya oksigen pada otot jantung ini disebabkan karena terjadi penyempitan pada pembuluh darah jantung khususnya arteri coronaria. 

Pengobatan

Angina pectoris dapat dibagi menjadi beberapa subset klinik yaitu nagina pectoris stabil, angina pectoris tidak stabil, dan angina pectoris prinzmental.

Angina pectoris stabil mempunyai pola yang tetap dalam 30 hari dan tidak lama 15 menit. Angina ini dapat dicetuskan kembali oleh karena kegiatan fisik, emosi yang berlebihan, dan kadang-kadang sesudah makan.

Angina pectoris tidak stabil mempunyai pola yang berubah-ubah baik dari segi frekuensi, parahnya, lama sakitnya atau faktor pencetusnya. Sedangkan Angina Prinzmental terjadi pada waktu istirahat (seringkali pagi hari).

Gejala dari angina pectoris adalah sakit dada di tengah yang dapat menyebar ke salah satu atau kedua tangan, leher atau punggung. Sakit dada ini bersifat tegang tidak enak atau tertekan atau berat atau seperti diperas atau pegal.

Faktor-faktornya yang terbukti dapat meningkatkan resiko terkena angina pectoris adalah riwayat keluarga, obesitas, perokok, kencing manis, kolesterol tinggi, atau hipertensi.

Tujuan utama dari pengobatan angina pectoris adalah mengurangi gejala dan mengurangi kemungkinan yang dapat terjadi pada masa yang akan datang terutama miokard iskemia dan kematian. Maka dari itu, alangkah baiknya bila kita dapat mengurangi faktor-faktornya resiko agar kita dapat mencegah terjadinya kemungkinan yang buruk.

Bila anda merasakan gejala di atas, sebaiknya cepat periksakan ke dokter atau layanan kesehatan terdekat agar dapat diperiksa lebih lanjut seperti rekam jantung (ekg) atau arteriografi koroner dan mendapatkan penanganan sedini mungkin. Sebaiknya meminta bantuan orang lain untuk ke layanan kesehatan dan jangan mengendarai kendaraan sendiri. (dr. Jeffy Winarta Wahjudi)

Sumber: Harian Bali Post.