Doa untuk Palestina

SEANDAINYA MEREKA ADALAH…KITA

Aku hanyalah seorang awam,

dan ini adalah pandangan seorang awam…

Ketika rasa kasih telah hilang

Ketika rasa empati telah lenyap

Ketika isi kepala hanyalah kesombongan

Ketika isi kepala adalah keangkuhan

Ketika isi kepala dipenuhi keserakahan

‘Damai’ hanyalah sebuah ‘kata’

yang tak lagi mempunyai makna.

…………………………………………..

Terhenyak menyaksikan tangis,

darah dan luka sebagian anak-anak Palestina.

Tak ada tempat yang nyaman dan aman untuk berlindung,

untuk beribadah, bermain apalagi untuk belajar.

Setiap penjuru sudah diintai moncong senjata yang semua memusnahkan.

Nyawa sudah tak lagi berharga,
Nurani tak lagi bicara,
Hati dan pikiran penuh diliputi hawa setan.
Apakah ini pertanda zaman yang sudah tercatat dalam kalam?
Yang manusia tidak bisa menghindar atas ketentuan-Nya.
Air mata sebagai lambang turut berduka, dan…
Doa sebagai perlambang masih ada hati yang ikhlas,
yang walaupun tanpa doa dari kita,
yakin Allah akan menempatkanmu di surga. Amien..!!

Image

Micheal Heart
We Will Not Go Down In Gaza Tonight

A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they’re dead or aliveThey came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky hazeWe will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonightWomen and children alikeMurdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who’s wrong or rightBut their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky hazeWe will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Selamat Hari Pahlawan

10-11-12 (10 November 2012)

10 November 1945

Surabaya, merupakan tempat pertempuran antara tentara Indonesia dengan pasukan Belanda setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Image

Bung Tomo, salah satu pemimpin revolusioner Indonesia, yang menggerakkan semangat perlawanan.

Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan berskala besar, yang diawali dengan pengeboman udara ke gedung-gedung pemerintahan Surabaya, dan kemudian mengerahkan sekitar 30.000 infanteri, sejumlah pesawat terbang, tank, dan kapal perang.

Di luar dugaan pihak Inggris yang menduga bahwa perlawanan di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo tiga hari, para tokoh masyarakat seperti pelopor muda Bung Tomo yang berpengaruh besar di masyarakat terus menggerakkan semangat perlawanan pemuda-pemuda Surabaya sehingga perlawanan terus berlanjut di tengah serangan skala besar Inggris.

Tokoh-tokoh agama yang terdiri dari kalangan ulama serta kyai-kyai pondok Jawa seperti KH. Hasyim Asy’ariKH. Wahab Hasbullahserta kyai-kyai pesantren lainnya juga mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat sipil sebagai milisi perlawanan (pada waktu itu masyarakat tidak begitu patuh kepada pemerintahan tetapi mereka lebih patuh dan taat kepada para kyai) shingga perlawanan pihak Indonesia berlangsung lama, dari hari ke hari, hingga dari minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur. Pertempuran skala besar ini mencapai waktu sampai tiga minggu, sebelum seluruh kota Surabaya akhirnya jatuh di tangan pihak Inggris.

Setidaknya 6,000 – 16,000 pejuang dari pihak Indonesia tewas dan 200,000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. Korban dari pasukan Inggris dan India kira-kira sejumlah 600 – 2000 tentara. Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada hari 10 November ini kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh Republik Indonesia hingga sekarang.

Sumber: Wikipedia